Hukum Uang Masjid Untuk Kebutuhan Selain Masjid

Bagaimana hukum mengalokasikan uang infak masjid untuk biaya pendidikan dan kebutuhan sosial masyarakat lainnya?
Hukum mengalokasikan dana infak masjid untuk pendidikan dan kebutuhan sosial masyarakat lainnya? adalah haram, sebab tidak sesuai peruntukannya. Para penyumbang bermaksud dengan pemberiannya untuk kemaslahatan masjid, bukan untuk hal lain. Ketika para penyumbang meletakkan uang di kotak amal masjid, indikasi kuatnya adalah tujuan mereka agar uang tersebut dialokasian untuk hal-hal yang berkaitan dengan masjid, baik berhubungan dengan perbaikan fisik bangunan masjid atau kemaslahatan masjid secara umum seperti gaji muadzin, gaji takmir, gaji khatib, biaya operasional masjid, dan lain sebagainya.

Dalam fiqih, alokasi sumbangan infak masjid sendiri wajib diarahkan kepada salah satu dari dua hal.

Pertama, ‘imarah
Yaitu kebutuhan fisik bangunan masjid, misalnya dana renovasi atau penjagaan kelestarian bangunan masjid.

Kedua, mashalih
Yaitu segala hal yang berkaitan dengan kemaslahatan masjid seperti gaji khatib, gaji nazir, biaya kemakmuran kegiatan masjid, dan lain sebagainya.

Selain dari dua tasaruf (pengalokasian) tersebut tidak diperbolehkan. Penentuan alokasi ‘imarah dan mashalih disesuaikan dengan tujuan pemberi, bila penyumbang menentukan untuk kebutuhan fisik masjid (‘imarah), maka hanya boleh untuk kebutuhan fisik masjid. Bila tujuan penyumbang untuk mashalih atau dimutlakan, maka boleh untuk alokasi ‘imarah dan kemaslahatan masjid secara umum. Namun pihak nazir wajib memprioritaskan kebutuhan ‘imarah masjid (KH Ja’far Shadiq, Risalah al-Amajid, hal. 18).

Sehubungan dengan mashalih lis masjid

Kami sampaikan jawaban dari pertanyaan "Bolehkah penggunaan kas Masjid untuk membiayai kegiatan Maulid di masjid atau rapat-rapat persiapanya?"

Berdasarkan pertanyaan tersebut maka jawabannya boleh jika kas tersebut untuk kemaslahatan Masjid dan masih mempertimbangkan mana yang lebih penting dalam penggunaan kas tersebut.

Berikut kami sampaikan beberapa pendapat fuqoha' yang mendukung pada bolehnya menggunakan harta masjid untuk kemaslahatan masjis:
  1. ، ويجوز بل يندب للقيم أن يفعل ما يعتاد في المسجد من قهوة ودخون وغيرهما مما يرغب نحو المصلين ، وإن لم يعتد قبل إذا زاد على عمارته. - بغية المسترشدين – (١ /١٣٢)

    Diperbolehkan bahkan disunnahkan bagi takmir melakukan sesuatu yang biasa dilakukan di masjid, seperti menyediakan kopi, rokok dan sesuatu yang disukai para jama’ah walaupun hal ini tidak dibiasakan sebelumnya apabila uang kas ini sudah melebihi untuk pembangunan masjid
  2. فُرُوعٌ : عِمَارَةُ الْمَسْجِدِ هِيَ الْبِنَاءُ وَالتَّرْمِيمُ وَالتَّجْصِيصُ لِلْأَحْكَامِ وَالسَّلَالِمُ وَالسَّوَارِي وَالْمَكَانِسُ وَالْبَوَارِي لِلتَّظْلِيلِ أَوْ لِمَنْعِ صَبِّ الْمَاءِ فِيهِ لِتَدْفَعَهُ لِنَحْوِ شَارِعٍ وَالْمَسَّاحِي وَأُجْرَةُ الْقَيِّمِ وَمَصَالِحِهِ تَشْمَلُ ذَلِكَ وَمَا لِمُؤَذِّنٍ وَإِمَامٍ وَدُهْنٍ لِلسِّرَاجِ وَقَنَادِيلَ لِذَلِكَ - حاشية قليوبي وعميرة – (٤٢/١٠)
  3. الموقوف على مصالح المساجد كما في مسئلة السؤال يجوز الصرف فيه البناء والتجصيص المحكم وفي أجرة القيم والمعلم والإمام والحصر والدهن وكذا فيما يرغب المصلين من نحو قهوة وبخور يقدم من ذلك الأهم فالأهم وعليه فيجوز الصرف في مسئلة السؤال لما ذكره السائل اذا فضل من عمارته ولم يكن ثم ما هو أهم منه - من المصالح فتح الاله المنان - ص ١٥٠
    Barang yang diwakafkan untuk kemaslahatan masjid seperti yang terjadi pada pertanyaan diatas itu boleh di pergunakan untuk membangun, memperkuat masjid dan juga untuk membayar takmir, pengajar, imam, membeli karpet, minyak dan segala sesuatu yang disukai oleh paara jama’ah seperti kopi dan rokok. dalam hal ini juga harus mempertimbangkan mana yang lebih penting.
  4. سئل رحمه الله تعالى عن رجل وقف اموالا كثيرة على مصالح المسجد الفلاني وهو الان معمور وفي خزنة المسجد من هذا الوقف الشئ الكثير فهل يجوز اخراج شئ من هذا الوقف لاقامة وليمة مثلا يوم الزينة ترغيبا للمصلين المواظبين ؟ فا جاب الحمد لله والله الموافق للصواب الموقوف على مصالح المساجد كما في مسئلة السؤال يجوز الصرف فيه البناء والتجصيص المحكم و في أجرة القيم والمعلم والامام والحصر والدهن وكذا فيما يرغب المصلين من نحو قهوة وبخور يقدم من ذلك الاهم فالاهم وعليه فيجوز الصرف في مسئلة السؤال لما ذكره السائل اذافضل عن عمارته ولم يكن ثم ما هو اهم منه من المصالح اهـ (فتح الاله المنان للشيخ سالم بن سعيد بكير باغيثان الشافعي ص : ١٥٠)
    Beliau (mualif kitab ini) di tanya tentang seseorang yg mewakafkan hartanya yang sangat banyak untuk kemaslahatan masjid dan sekarang masjid tersebut telah makmur (banyak yg ibadah disana) dan ada di kas masjid harta wakaf orang tersebut masih lebih karena sangat banyaknya. Maka apakah boleh mengeluarkan sebagian harta wakof ini untuk suatu acara agar orang orang yang solat lebih giat lagi?. Maka beliau menjawab: Segala puji bagi Allah dan Allah jualah yang memberikan jalan kepada kebenaran. Harta-harta yang di wakofkan untuk kemaslahatan masjid, sebagaimana pada soal tersebut, boleh mentasarufkan harta wakof tersebut untuk pembangunan, pengecatan, gaji marbot, asatidz, imam, begitu pula boleh untuk membuat lebih giat lagi orang yang sholat seperti menyajikan kopi, bukhur (asap yang wangi untuk mewangikan masjid) akan tetapi semua harta wakaf itu harus di utamakan mana yang lebih penting. Oleh karena itu boleh mentasarufkan harta tersebut untuk pertanyaan tadi dengan syarat harta tersebut sudah lebih dari eliaukebutuhan masjid maka boleh mentasarufkannya untuk kemaslahatan masjid (seperti menjamukan kopi, bukhur dan lain-lain). (Fathul ilahil manan hal 150.Karangan syekh salim bin said)
  5. ما قول العلماء نفع الله بهم في مسجد عليه اوقاف.اراد جماعة من طلب العلم احياء بين العشاءين فيه لقراءة بعض كتب الفقه فهل للناظر ان يصرف لهم من غلة الوقف مما يكفي السريح لهم. لان السراح الذي لقراءة الحزب لا يمكنهم القراءة عليه ام لا؟ يجوز للناظر ان يصرف لهم مما يكفي التسريج للقرأة المذكورفي السؤال, والحال ما ذكر السائل, من غلة وقف المسجد الزائدة على عمارته واهم مصالحه ان لم يتوقع طرؤه اهم منه,والا فليس له ذالك,لان قرأة الفقه فيه كقراءة القراءن وهي من المصالح لان فيها احياء له, قال في القلائد:وافتى بعض اهل اليمن بحواز صرف الزائد المتسع لدراسة علم او قراءن فيه (المسجد),قال لانه لا غاية له. (فتاوى بافضل ص ١٠٠)
    Apa pendapat para ulama tentang masjid yang ada padanya harta harta wakaf karena ada sebagian santri (para pencari ilmu) ingin menghidupkan antara waktu magrib dan isya di dalam masjid untuk mempelajari kitab kitab fiqh, maka apakah boleh bagi pengelola wakaf untuk menggunakan harta wakaf tersebut untuk keperluan menerangi mereka karena lampu yang mereka gunakan tidak cukup bagi sebagian kelompok yang lain?. Maka beliau menjawab pa"Boleh menggunakan harta wakaf untuk keperluan menerangi mereka untuk mempelajari fiqh di masjid akan tetapi hal itu jika harta tersebut lebih dari pembangunan untuk masjid (jadi jika masih di butuhkan untuk membangun masjid maka tidak boleh), kebolehan tersebut karena mempelajari ilmu fiqh itu disamakan dengan membaca al- Qur'an, yaitu sama-sama untuk memakmurkan masjid". Telah berkata di kitab qolaid: Sebagian ulama yaman telah berfatwa akan kebolehann menggunakan harta wakaf yang berlebih menggunakannya untuk mempelajari ilmu dan membaca Qur'an di masjid. (Fatwa syekh bafadol hal 100)
Wong Gunong Pendaki doyan ngopi :)
TERIMA KASIH KUNJUNGANNYA

Semoga atikel berjudul Hukum Uang Masjid Untuk Kebutuhan Selain Masjid ini bermanfaat. Jika ingin mengambil sebagian atau keseluruhan isi artikel, silahkan menyertakan dofollow link ke >>
Buka Komentar

0 response to "Hukum Uang Masjid Untuk Kebutuhan Selain Masjid"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel