Tatakrama Seorang Murid Kepada Guru Mursyid
Sahabat WONG GUNONG dimanapun anda berada, kali ini saya ingin berbagi tentang tatakrama yang seharusnya dilakukan oleh seorang murid/salik kepada guru mursyidnya. Hal ini sangatlah penting karena takakrama itu akan mengantarkan seorang murid/salik mudah mencapai jalan sufinya, yaitu wushul kepada Alloh SWT.
Berikut tatakrama seorang murid/salik kepada guru mursyidnya yang saya maksudkan:
- Diam dan tidak banyak bicara di hadapan syaikh (mursyid).
- murid/saliks seharusnya tidak membicarakan dirinya di hadapan syaikh (mursyid) demi memperoleh kedudukan di hati syaikh (mursyid).
- Murid/salik selalu berharap mendapatkan nasihat-nasihat syaikh (mursyid).
- Murid/salik harus merendahkan suaranya di hadapan syaikh (mursyid).
- Jika bertemu syaikh (mursyid), salik harus tenang zhahir batin.
- murid/salik harus memberikan kepercayaan penuh kepada syaikh (mursyid) dalam memberikan pengarahan dan petunjuknya, karena syaikh (mursyid) adalah wakil nabi.
- Jika salik kesulitan mengerti tentang keadaan syaikh (mursyid), maka hendaknya salik ingat tentang kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir, ketika itu Nabi Khidir melakukan sesuatu yang diingkari oleh Nabi Musa, lalu Nabi Khidir menjelaskan rahasia di balik peristiwa. Maka salik tidak boleh mengingkari keadaan hal-nya syaikh (mursyid) karena keterbatasan ilmu salik untuk menemukan kenyataan. Dan salik harus percaya bahwa syaikh (mursyid) mempunyai alasan yang sesuai dengan keilmuan dan hikmah.
- murid/salik harus patuh dan taat kepada syaikh (mursyid) dzahir dan batin.
- murid/salik tidak boleh membantah dan melawan kepada syaikh (mursyid).
- salik harus menyesuaikan keinginannya dengan keinginan syaikh (mursyid).
- murid/salik harus memperhatikan pemikiran-pemikiran syaikh (mursyid).
- murid/salik harus menjaga perasaan syaikh (mursyid) dalam segala hal.
- murid/salik harus menceritakan kejadian-kejadian, mimpi-mimpi kepada syaikh (mursyid) dengan tujuan syaikh (mursyid) memberikan pengarahan terhadap keaadaan salik.
- Hendaknya salik bedoa meminta pertolongan kepada Allah , sebelum berbicara kepada syaikh (mursyid).
- murid/salik harus melihat kondisi syaikh (mursyid) sebelum berbicara tentang kehidupan dunia atau akhirat
(Awârif al-Ma’ârif, halaman: 404-414).
0 response to "Tatakrama Seorang Murid Kepada Guru Mursyid"
Post a Comment