Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Tarekat


Pada masa Nabi Muhammad SAW tidak dikenal adanya tarekat lembaga/jam'iyah atau terdengar adanya istilah [Tarekat Muhammad Rasulullah], sebab Rasulullah SAW saat itu secara tidak langsung bertindak sebagai lembaga itu sendiri, Nabi secara langsung mengajari umat untuk bertarekat dengan berdakwah membimbing umat agar manusia menyembah hanya kepada Allah Yang Esa.

Kemudian setelah mendapatkan risalah baku yakni Al-Qur’an, yang kemudian dijadikan sebagai Syareat/pedoman baku bagi seluruh umat manusia dan bagi yang mengikuti millah Beliau, barulah Rasulullah mengajarkan Tarekat Amaliah secara nyata (praktik langsung), mengajarkan laku perbuatan nilai-nilai Islam secara langsung maupun secara perkataan (As-Sunnah), bersama para sahabatnya, pengikutnya dengan cara melaksanakan sholat, zakat, puasa, berhaji serta berbuat kebaikan, bersedekah, berkasih sayang, berbuat manfaat, menyerukan persatuan, hindari/jauhi faham faham sektarian/sekte dan beramar ma’ruf nahi munkar, sebenarnya itulah Tarekat yang lebih besar tingkatannya.

Sedangkan masakini banyak aliran aliran organisasi/kelompok mazabis cenderung eksklusif, kebanyakan berorientasi mengumpulkan amal untuk kepentingan pahala pribadi/jama’ahnya. Bahkan melaksanakan sholat saja wajib hanya bersama kelompoknya saja, enggan bahkan “mengharamkan” bermakmum dengan luar kelompoknya. Kemudian mereka mendirikan masjid masjid ekseklusif dan sebagainya. Ini jauh dari nilai nilai tarekat itu sendiri.

Setelah Nabi Muhammad SAW,maka seolah umat Islam bagai “anak ayam kehilangan induk semang”, tiada sosok panutan yang kharismatik, agung dan utama. Saat zaman itulah umat-umat Islam mencari jati diri masing-masing dalam mencari jalan mendekatkan diri pada Tuhannya. Kemudian berkembanglah ilmu tasawuf, bermunculanlah tokoh-tokoh sufi bersifat personal.

Kemudian tokoh-tokoh sufi yang telah dalam ilmu pengetahuannya memiliki kharisma,kemudian memiliki banyak murid/pengikut yang sejak masa itulah mulai dikenal adanya Tarekat lembaga atau cabang tasawuf yang berorganisasi. Metamorfosa ini tidak terlepas dari perkembangan dan pengaruh ajaran tarekat para pelaku tasawuf itu sendiri yang seolah sangat didambakan umat Islam saat itu. Semakin luas pengaruh tokoh tasawufnya, semakin banyak umat berhasrat menjadi pengikutnya. Maka berkembanglah aliran tarekat yang dibimbing oleh seorang guru/Syeikh dengan berbagai corak dan cirinya.

Sulit menentukan kapan aliran tarekat dijalankan sebagai suatu lembaga atau jam'iyah resmi. Menurut Harun Nasution, bahwa setalah Al Ghozali menghalalkan tasawuf yang sebelumnya dikatakan sesat, tasawuf berkembang dari dunia islam, tetapi perkembangannya melalui tarekat. Tarekat adalah organisasi dari pengikut sufi-sufi besar yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tasawuf gurunya.

Tarekat ini memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat – organisasi serupa mulai timbul pada abad XII M, tetapi baru Nampak perkembangannya pada abad-abad berikutnya.Tarekat diartikan sebagai jalan yang khusus di peruntukkan bagi mereka para pencari Tuhan yang merupakan perpaduan antara iman dan islam dalam bentuk ihsan.

Secara amaliyah (praksis) tarekat personal timbul dan berkembang semenjak abad-abad pertama hijriah dalam bentuk pelaku zuhud dengan berdasarkan pada Al Qur’an dan Al Sunnah. Zuhud bertujuan agar manusia dapat mengendalikan kecenderungan-kecenderungan terhadap kenikmatan duniawiyah secara berlebihan.

Sejak abad ke-6 dan ke-7 hijriyah (XII dan XIII M) tarekat-tarekat lembaga telah memulai jaringannya di seluruh dunia islam, taraf organisasinya beraneka ragam. Perbedaannya yang pertama dari semua itu terletak pada upacara dan dzikir, keanggotaannya sangat heterogen. Kemudian sejak abad ke-8 H (XIV M) menyebar dari sinegal ke cina. Semenjak itu cabang-cabang tarekat berkembang dengan ciri masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya keseluruh benua, khususnya Asia dan Afrika.

Berikut nama beberapa aliran/jam'iyah tarekat yang dinisbatkan kepada pendiri dari aliran tarekat yang dalam perkembangannya sangat pesat dibandingkan dengan aliran yang lain, diantaranya yaitu:

1. Tarekat Naqsabandiyah
Pendirinya adalah Arif Billah AsySyaikh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Syah Naqsyabandi Al-Uwaisi Al-Bukhori radliyallahu anhu (717-791 H / 1317-1388 M). Naqsabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang paling luas penyebarannya, terutama di wilayah asia.

Dijelaskan oleh Syaikh Abdul Majid bin Muhammad Al Khaniy dalam bukunya Al-Hada’iq Al-Wardiyyah, bahwa thoriqoh Naqsabandiyyah ini adalah thoriqohnya para sahabat yang mulia radlallahu anhum sesuai aslinya, tidak menambah dan tidak mengurangi. Ini merupakan untaian ungkapan dari langgengnya (terus menerus) ibadah lahir bathin dengan kesempurnaan mengikuti sunnah yang utama dan ‘azimah yang agung serta kesempurnaan dalam menjauhi bid’ah dan rukhshah dalam segala keadaan gerak dan diam, serta langgengnya rasa khudlur bersama Allah Subhanahuwa ta'ala, mengikuti Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam dengan segala yang beliau sabdakan dan memperbanyak dzikir qalbi.

Dzikirnya para guru Naqsyabandiyah adalah qalbiyah (menggunakan Hati), dengan membaca lafadz [Alloh Alloh Alloh] pada 7 tempat lathaif. Dengan itu mereka bertujuan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semata dengan tanpa riya’ dan mereka tidak mengatakan suatu perkataan dan tidakmembaca suatu wirid kecuali dengan dalil atau sanad dari kitab Allah Subhanahu wa ta'ala atau sunnah Nabi Muhammad SAW.

2. Tarekat Qodariyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhyi al-Din Abu Muhamad ‘Adb al Qodir bin Musa bin ‘Abdullah bin Musa (470-561 H 1077/1166 M) pengikutnya menyebar ke berbagai pelosok dunia islam sampai ke Asia barat dan Mesir. Pada abad XIX M bercabang sampai ke Maroko dan Indonesia. Tarekat ini dinilai sebagai tarekat paling progresif tapi tidak jauh dari faham salf. Tarekat ini lebih berkonsentrasi kepada pemurnian Tauhidullah dan zduhur dalam ibadah. Ia memiliki keunggulan dalam ihwal kedermawanan, kesalehan dan kerendahan hati serta ketidaksetujuan terhadap fanatisme agama dan politik.

Diantara ajaran pokoknya ialah: bercita-cita tinggi ('Aluw al Himmah) menghindari segala yang haram, memelihara hikmah, merealisasikan maksud dan mengagungkan nikmat Allah, beberapa sebab keberhasilan tarekat ini dalam rekkrutmen murid dan calon murid adalah ketaatan yang teguh dalam syariat dan realisasi ajaran salaf, kencamannya yang gencar terhadap paham yang menyandarkan keimanan semata sebagai alat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam kecamannya terhadap paham reinkarnasi /(tanasukh al ruh). Ajaran-ajarannya dilandaskn secara kuat kepada AL Qur’an dan AL Sunnah.

3. Tarekat Rifa’iyah
Tarekat Rifa’iyah didirikan oleh Ahmad al Rifa’i (570 H / 1173 M) didorong oleh kondisi mengendornya hubungan antara cabang-cabang Qodiriyah dan lahirnya ranting ranting baru yang independen. Tarekat ini dinilai lebih fanatik, memiliki tradisi yang sangat ketat dalam mematikan hawa nafsu dan ketat dengan protokol-protokol seremoni pelantikan/Bai’at yang luar biasa. Pengikutnya yang melakukan dzikir secara baik akan dapat terbawa ke alam ‘fana’

(fana fi al-haq yaitu pengosongan sifat materi dalam diri -red). Dalam keadaan fana’ itu dapat menghantarkan hal-hal yang menakjubkan seperti memasuki ke alam kebatinan (metafisika) bahkan dapat mengendalikan-red)

4. Tarekat Suhrowardiyah
Didirikan oleh Syihab al Din al Suhbowardi inspirasi seorang ahli dari Maghrib, Nur al Din Ahmad bin ‘Abdullah al Syadzali. Pengikutnya tersebar di Tunis- karena pemerintah mencemaskannya, sang imam cenderung menyingkir ke Alexandria di mesir keberhasilannya sangat cepat juga di afrika.

5. Tarekat Ahmadiyah / Badawiyah
Tarekat ini disebut juga tarekat badawiyah karena pendirinya bernama Ahmad bi ‘Aly al Husainy al Badawy. Tarekat ini sangat konsisten dengan Al Qur’an dan As Sunnah, ia sangat diminati karena antara lain : mendorong para pengikut / muridnya untuk pandai, kaya dan dermawan, saling mengasihi dan juga karena doktrin-doktrin sifistiknya yang menarik.

6. Tarekat Maulawiyah / Al Rumiyah
Maulana Jalaludin Rumi Muhammad bin Hasain al Khattabi al Kbakri (Jalaludin Rumi) atau sering juga disebut Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di balk (sekarang Afganistan).Kesufian Rumidi mulai ketika beliau sudah berumur lepas dewasa, 48 tahun.

Rumi memang bukan sekedar penyair, tapi ia juga tokoh sufi ayng berpengaruh pada zamannya. Rumi adalah guru nomor satu pada tarekat maulawiyah. Sebuah tarekat yang berpusat di Turki dan berkembang disekitarnya. Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan-pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran.

Dalam sistem pengajarannya, Rumi mempergunakan penjelasan dan latihan mental, pemikiran dan meditasi, kerja dan bermain. Tindakan dan diam. Gerakan-gerakan tubuh pikiran dari pra darwis berputar dibarengi dengan musik toup untuk mengiringi gerakan-gerakan tersebut merupakan hasil dri metode khusus yang dirancang untuk membawa seseorang salik mencapai afinitas dengan arus metafisika untuk ditransformasikan melalui cara ini.

7. Tarekat Syadzaliyah
Abu Hasan al Syadzali mendirikan tarekat ini setelah beliau mendapatkan khirqoh / ijazah dari gurunya Abu ‘Abdullah bin Ali bin Hazam dari Abdullah ‘abd. Al Salam bin Majisy. Kelebihan dari tarekat ini terletak pada lima (5) ajaran pokoknya yaitu:
1. Takwa kepada Allah dalam segala keadaan.
2. Konsisten dalam mengikuti Al-Sunnah,
3. Ridho dalam ketentuan dan pemberian Allah SWT,
4. Saling menghormati,menghargai sesama manusia, dan
5. Suka kembali kepada Allah (taubat) dalam susah/senang.

Sedangkan tiga hal pokok yang menjadi landasan/ azas tarekat ini adalah:
1. Terus mencari ilmu (belajar tak berhenti),
2. Memperbanyak Dzikrulah dan
3. Khudur Ilaallah.

Ketiga hal pokok ini selalu menjadi penekanan kepada murid-murid Al Syadzali, beliau tidak menganjurkan mujahadah seperti tarekat-tarekat lain. Kebenaran baginya, didalam diri manusia itu ada nur ashli/ nur potensial yang akan menjadi kuat, berkembang dan subur bila diperkuat dengan nur ilmu yang lahir akibat dzikrullah.

Tarekat ini menjauhi ramalan-ramalan /anti memprediksi pada hal hal yang belum ataupun bakal terjadi termasuk mengartikan segala kemungkinan dan akibat yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang,(Hari-hari dijalani cukup dengan aktif berkarya, beribadah,bmemprogram langkah, tak berandai-andai hari ini ya hari ini, nanti ya apa kata nanti).

Doktrin ini diperdalam oleh Ibn Atho’illah dan menjadi doktrin utamanya.Komunitas Syadzaliyah terutama mereka di kalangan kelas menengah, pengusaha, pejabat dan pegawai pemerintah. Oleh karenanya, ciri khas yang kemudian menonjol dari anggota tarekat ini adalah kerapihan mereka dalam berpakaian, ketenangan yang terpancar dari tulisan-tulisan para tokohnya.

Tarekat Syadzaliyah ini tidak menentukan syarat-syarat yang erat kepada syaikh tariqoh, kecuali mereka harus meninggalkan segala perbuatan maksiat, memelihara segala ibadah-ibadah sunnah semampunya, zikir kepada Allah sebanyak mungkin, sekurang-kurangnya seribu kali sehari semalam dan beberapa zikir yang lain.

8. Tarekat Tijaniyah
Didirikan oleh Abul Abbas Ahmad Bin Muhammad Bin Al Mukhtar At Tijani (1733-1815 M) salah seorang tokoh dari gerakan neosufisme. Ciri dari garakan ini ialah penolakannya terhadap sisi eksatik dan metafisis sufisme dan lebih menyukai pengalaman secara ketat ketentuan-ketentuan syariat dan berupaya sekuat tenaga untuk menyatu dengan ruh nabi Muhammad sebagai ganti untuk menyatu dengan Allah.

9. Tarekat Syattariyah
Tarekat Syattariyah adalah tarekat yang pertama kali muncul di india abad XV M, tarekat ini dinisbatkan pada tokoh yang berjasa dan mem-populerkannya,yakni Abdullah Asy Syattar.

Sebagaimana hal tarekat-tarekat lain, Syattariyah menonjolkan aspek dzikir di dalam ajarannya. Dikenal 7 macam dzikir muqodimah sebagai peralatan/tangga untuk masuk kedalam tarekat Syattariyah, yang disesuaikan dengan 7 nafsu pada manusia. Dzikir ini hanya dapat dikuasai melalui bimbingan seorang pembimbing spiritual, guru/Syaikh.

10. Tarekat Kholwatiyah
Tarekat Khalwatiyah, tidak sebagaimana lazimnya tarekat pada umumnya yang diambil dari nama pendirinya. Penamaan ini justru didasarkan kepada kebiasaan sang guru pendiri tarekat ini syekh Muhammad Al Khalwati (w 717 H), yang seringkali melakukan kholwat di tempat-tempat sepi. Tarekat khalwatiyah merupakan cabang dari tarekat As Sahidiyah, cabang dari Al Abhariyah dan cabang dari Al Shrowardiyah yang didirikan oleh Syekh Syihab Al Din Abu Hafsh ‘umar Al Suhrowardi Al Baghdadi.

Ajaran dan dzikir tarekat Khalwatiyah menetapkan adanya sebuah amalan yang disebut Al Asma’ Al Sab’ah (tujuh nama) yakni tujuh macam dzikir /tujuh tingkatan jiwa yang harus dikembangkan oleh setiap salik, yaitu:
  • Dzikir pertama melafadzkan kalimat : لا إله إلاالله
  • Dzikir kedua : الله
  • Dzikir ketiga : هو (dia)
  • Dzikir keempat : حقّ (maha benar)
  • Dzikir kelima : حيّ (maha hidup)
  • Dzikir keenam : قيوم (maha jaga)
  • Dzikir ketujuh : قهار (maha perkasa).

Ketujuh tingkatan dzikir ini intinya bersumber dalam ayat AL Qur’an.

11. Tarekat Sammaniyah
Tarekat ini didirikan oleh syeikh Muhammad bin Abd Al- Karim Al Samman Al Madani Al Qodiri Al Qubaisi dan lebih dikenal dengan sebutan Syeikh Samman. Semula ia belajar toriqoh kholwatiyah dari damaskus,pada masa berikutnya beliau mulai mengajarkan pengajian yang berisi teknik berdzikir, wirid dan ajaran teosofi lainnya. Beliau menyusun cara pendekatan diri dengan Allah yang kemudian dikenal sebagai toriqoh sammaniyah, sehingga ada yang mengatakan bahwa toriqoh sammaniyah adalah cabang dari khalwatiyah.

Di Indonesia tarekat ini berkembang di sumatera Kalimantan dan jawa. Sammaniyah masuk ke Indonesia pada penghujung abad 18 yang banyak mendapat pengikut karena popularitas Imam Samman.

Ajarannya yang khas ialah memperbanyak dzikrullah dan shalat, lemah lembut kepada fakir miskin, tidak mencintai dunia, menukar akal masyariyah dangan akal robbaniyah dan mentauhidkan Allah dalam dzat, sifat dan af’alnnya. Pengaruh Sammaniyah di Indonesia diabadikan di dalam tariah ruda.
Wong Gunong Pendaki doyan ngopi :)
TERIMA KASIH KUNJUNGANNYA

Semoga atikel berjudul Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Tarekat ini bermanfaat. Jika ingin mengambil sebagian atau keseluruhan isi artikel, silahkan menyertakan dofollow link ke >>
Buka Komentar

0 response to "Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Tarekat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel