Memahami Tarekat Secara Jelas dan Benar


Kata tarekat berasal dari bahasa arab thariqah yang berarti al-khat fi al-syai’ (garis sesuatu), al-sirath (jalan), al-sabil (jalan). Tarekat juga berarti jalan atau cara untuk mencapai tingkatan-tingkatan (maqamat) dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan. Secara harfiah berarti jalan dengan mengacu kepada suatu sistem latihan meditasi maupun amalan-amalan seperti muraqabah, zikir, wirid dan sebagainya melalui baiat kepada seorang guru mursyid yang bersambung silsilanya dengan seluruh guru mursyid sebelumnya.

Pada masa permulaan setiap guru sufi dikelilingi oleh lingkaran murid mereka dan beberapa dari murid ini kelak akan menjadi guru pula. Bisa dikatakan bahwa tarekat itu mensistematiskan ajaran dan metode-metode tasawuf, melalui guru tarekat yang sama, mengajarkan metode yang sama, zikir yang sama, muraqabah yang sama. Pengikut tarekat akan memperoleh kemajuan melalui amalan-amalan berdasarkan tingkat yang dilalui oleh semua pengikut tarekat yang sama.

Dari pengikut biasa (mansub) menjadi murid selanjutnya pembantu Syaikh (khalifahnya) dan akhirnya mungkin saja menjadi guru yang mandiri (mursyid). Sebuah tarekat biasanya terdiri dari pensucian batin, kekeluargaan tarekat, upacara keagamaan, dan kesadaran sosial.

Al Qur’an surat Al Jin ayat 16 merupakan sebagai dasar dari thariqah yang artinya: “Dan bahwasanya : andai mereka tetap berada diatas jalan lurus (thariqh), benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)”.

Pada hakekatnya tujuan utama tarekat tidak lain adalah agar seorang hamba dapat mengenal Allah atau ma’rifat billah dan selalu dekat dengan Allah. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya manusia disebutkan al-Qur’an dalam surat al-Baqarah ayat 186: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Kudan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Dengan kata lain, seorang Sufi tidak perlu pergi jauh untuk mencari dan menjumpai Tuhan, karena Tuhan dekat dan di mana saja Tuhan dapat dijumpai. Cukup ia masuk ke dalam dirinya dan Tuhan yang dicarinya akan ia jumpai dalam dirinya sendiri. Dengan memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada di hadirat-Nya.

Dalam rangka mengenal sedekat-dekatnya dengan Tuhan menurut para Sufi, manusia harus berusaha mengenal dirinya. Dengan mengenal dirinya itulah maka ia akan mengenal Tuhannya. Jadi, dengan menempuh tarekat, menurut Nurcholis Madjid, berarti kita menempuh jalan yang benar secara mantap dan konsisten.

Orang yang demikian dijanjikan Tuhan akan memperoleh karunia hidup bahagia yang tiada terkira. Hidup bahagia itu ialah hidup sejati, yang dalam ayat suci diumpamakan dengan air yang melimpah ruah. Dalam literatur kesufian, air karunia illahi itu disebut "air kehidupan". Inilah yang  secara simbolik dicari oleh para pengamal tarekat, yang wujud sebenarnya tidak lain ialah "pertemuan" dengan tuhan dengan ridla-Nya.

Hukum masuk tarikat apabila yang dikehendaki dengan masuk tarikat itu belajar membersihkan hati dari sifat-sifat yang rendah dan menghiasi sifat-sifat yang dipuji, maka hukumnya fardhu ‘ain. Hal ini seperti hadis Rasulullah Saw, yang artinya : “menuntut ilmu diwajibkan bagi orang Islam laki-laki dan orang Islam perempuan”. Akan tetapi kalau yang dikehendaki masuk tarikat mu’tabarah itu khusus untuk dzikir dan wirid, maka termasuk sunnah Rasulullah Saw. Adapun mengamalkan dzikir dan wirid setelah baiat, maka hukumnya wajib, untuk memenuhi janji
Wong Gunong Pendaki doyan ngopi :)
TERIMA KASIH KUNJUNGANNYA

Semoga atikel berjudul Memahami Tarekat Secara Jelas dan Benar ini bermanfaat. Jika ingin mengambil sebagian atau keseluruhan isi artikel, silahkan menyertakan dofollow link ke >>
Buka Komentar

0 response to "Memahami Tarekat Secara Jelas dan Benar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel