Kajian Tentang Nusyuz, Selingkuh dan Zina

Nusyuz secara bahasa berarti tempat yang tinggi (menonjol). Sedangkan secara istilah nusyuz berarti istri durhaka kepada suami dalam perkara ketaatan pada suami yang Allah wajibkan, dan pembangkangan ini telah menonjol.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Nusyuz adalah meninggalkan perintah suami, menentangnya dan membencinya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 24).

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa yang dimaksud nusyuz adalah wanita keluar dari rumah suaminya tanpa ada alasan yang benar.

Sedangkan ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa nusyuz adalah keluarnya wanita dari ketaatan yang wajib kepada suami. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 40: 284).

Ringkasnya, nusyuz adalah istri tidak lagi menjalankan kewajiban-kewajibannya.

Sehubungan dengan hal tersebut bagaimana dengan isteri yang secara dhohir terlihat begitu taat kepada suami bahkan sangat patuh dalam melayani seluruh kebutuhan suaminya, baik kebutuhan lahir maupun batin. Tetapi jauh didalam hatinya menyimpan PIL(pria idaman lain)?.

Menjawab pertanyaan tersebut, mari kita baca hadits berikut:

A. Hadits tentang nilai kejujuran.

عَنْ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, عَنْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى البِرِّ وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الجَنَّةِ, وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا, وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ, وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ, حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا)). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Terjemah:
Dari Ibnu Mas’ud ra. Dari Nabi saw beliau bersabda: “sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan pada kebaikan, sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan pada syurga, dan sesungguhnya orang yang berlaku jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sesungguhnya berdusta itu menunjukkan pada kemaksiatan, sesungguhnya kemaksiatan itu menunjukkan pada neraka dan sesungguhnya orang yang berdusta akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta” (Hadis riwayat muttafaq alaih. Kitab Shahih Bukhari hadis no 6094, kitab shahih Muslim hadis no 2607)

Hikmah Hadits:
1. Orang jujur yang utama, sebagaimana diberitakan oleh Rasulullah saw karena keutamaannya terhadap Islam adalah Abu Bakar Al-Sihiddiq ra. (Abdullah ibnu Utsman ibnu Abi Quhafah), beliau adalah suri tauladan yang baik bagi kaum Muslimin, terutama dalam masalah kejujuran

2. Jujur adalah kebaikan yang begitu besar faidahnya, dan sifat jujur inilah yang menjadi identitas kaum muslimin, dimana umat lain yang non-muslim menganggap remeh perihal kejujuran dan terbiasa untuk berdusta

3. Pada hakikatnya dusta itu hukumnya haram, semuanya mengarah pada kemaksiatan, adapun berdusta yang dikecualikan (tidak diharamkan) berdasarkan hadis adalah terdapat dalam tiga kondisi, yaitu: ketika berperang (dengan maksud mengecoh musuh), mendamaikan diantara manusia (menghindarkan manusia dari saling membunuh karena kesalahpahaman

4. Berbohong kepada suami adalah berdosa. Jika suami tidak ridho dengan sikap pembohongan itu, maka akan kekal dosa isteri itu terhadap suaminya. Sabda Rasulullah yang artinya: “Aku melihat dalam neraka, sebagian besar penghuninya adalah wanita. Maka seorang wanita bertanya: “Mengapa ya Rasulullah?” “Rasulullah menjawab: “Mereka banyak bersumpah dan tidak berterima kasih kepada suaminya.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

B. Hadist tentang pentingnya nilai hati dan amal.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ((إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ)). رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian dan perbuatan-perbutan kalian.” (HR. Muslim)

Hikmah Hadits:
1. Seorang wanita hendaklah mengedepankan hati dan amal diseluruh aspek kehidupan, lebih-lebih terhadap keluarga dan suaminya.
2. Sebaik apapun perlakuannya kepada suami, jika dihatinya masih menyimpan PIL maka Alloh bukan menilai pahala perbuatannya. Tetapi Alloh menyiksa dosa karena sesuatu yang disembunyikan didalam hatinya.
3. Hendaklah wanita takut kepada Alloh, walau suami tidak tahu apa-apa Alloh maha mengetahui kebejatan yang ia poles dengan jubah dan hijab panjang serta Tutur kata yang sopan.

C. firman Allah SWT. [QS. Al-Israa : 32]

 وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]

Hikmah Ayat:
1. Para ulama menjelaskan bahwa firman Allah SWT : “Janganlah kamu mendekati zina”, maknanya lebih dalam dari perkataan : “Janganlah kamu berzina” yang artinya : Dan janganlah kamu mendekati sedikit pun juga dari pada zina. Yakni : Janganlah kamu mendekati yang berhubungan dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai berzina.
2. Menyimpan PIL dalam hati bukan hanya perbuatan yang mendekati zina.Bahkan dengan sengaja membiarkan diri terjerembab ke lobang hina dan nista.

Banyak pembelaan dari kaum wanita bahwa selama tidak dilakukan secara jasmani mengimpikan orang lain selain suami(PIL) dianggap tidak apa-apa.

Jangan lupa bahwa segala yang dilakukan jasad adalah atas perintah hati. Tentu masih segar di ingatan kita Hadist tentang penilaian Alloh terhadap manusia adalah melalui hati dan amal bukan karena gerakan badan apalagi sebatas image penampilan.

Marilah wahai saudariku kaum muslimah jaga hati, siapkan hati dan dan badanmu hanya untuk melayani suamimu, bukan hanya jasad untuk suamimu sedang hati untuk PILmu atau sebaliknya.

Jika kita tidak mau menyudahi, siapkah diri kita menerima konsekuensi perbuatan yang dilarang ini, yaitu perselingkuhan bisa menyebabkan hal-hal berikut:
1. Mengurangi agama seseorang
2. Menghilangkan sifat wara’
3. Merusak kehormatan dan harga diri
4. Mengurangi sifat cemburu
5. Mendapatkan murka Allah Azza wa jalla.
6. Menghitamkan wajah dan menjadikannya gelap
7. Menggelapkan hati dan menghilang cahayanya
8. Mengakibatkan kefakiran yang terus menerus.
9. Menghilangkan kesucian pelakunya dan menjatuh nilainya dihadapan Rabbnya dan dihadapan manusia.
10. Mencopot sifat dan julukan terpuji seperti ‘iffah, baik, adil, amanah dari pelakunya serta menyematkan sifat cela seperti fajir, pengkhianat, fasiq dan pezina.
11. Menyeburkan diri pada adzab di sebuah tungku api neraka yang bagian atasnya sempit dan bawahnya luas. Sebuah tempat yang pernah disaksikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyiksa para pezina. [HR al-Bukhâri dalam shahihnya dari sahabat Samurah bin Jundab Radhiyallahu anhu].
12. Menghilangkan nama baik dan menggantinya dengan al khabîts, sebuah gelar yang sematkan buat para pezina
13. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kegelisahan hati buat para pezina dan peselingkuh
14. Menghilangkan kewibawaan. Wibawanya akan di cabut dari hati keluarga, teman-temannya dan yang lain
15. Manusia memandangnya sebagai pengkhianat. Tidak ada seorangpun yang bisa mempercayainya mengurusi anak dan istrinya
16. Allah Azza wa jallamemberikan rasa sumpek dan susah dihati pezina dan peselingkuh
17. Menghilangkan kesempatan dirinya untuk mendapatkan kenikmatan bersama bidadari di tempat tinggal indah di syurga
18. Mendorong pelakunya berani durhaka kepada kedua orang tua, memutus kekerabatan, bisnis haram, menzhalimi orang lain dan menelantarkan istri dan keluarga
19. Perbuatan zina dan selingkuh dikelilingi oleh perbuatan maksiat lainnya. Jadi perbuatan nista ini tidak akan terealisasi kecuali dengan didahului, dibarengi dan diiringi beragam maksiat lainnya. Perbuatan keji menyebabkan keburukan dunia dan akherat
20. Pelaku zina wajib diberi sanksi; pezina yang belum menikah didera seratus kali dan diasingkan selama setahun dari daerahnya sedangkan pelaku yang pernah menikah atau masih berkeluarga dirajam (dilempari) batu sampai mati
21. Zina merusak nasab
22. Zina dan selingkuh menghancurkan kehormatan dan harga diri orang
23. Menyebabkan tersebarnya waba penyakit berbahaya, tha’un (lepra) dan tersebarnya penyakit kelamin yang umumnya sulit diobati, minimal penyakit syphilis
24. Membuka peluang bagi keluarganya untuk terjerumus dalam perbuatan serupa. Dalam pepatah dikatakan : كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ Engkau akan dibalas sesuai dengan perbuatanmu
25. Menyebab balasan amalan shalihnya hilang sehingga ia bangkrut pada hari kiamat.
26. Dihari kiamat pelaku zina dan selingkuh akan dihadapkan pada orang yang istrinya/suaminya diselingkuhi/dizinai untuk diambil pahala kebaikannya sesuka sang suami/isteri sehingga tidak tersisa kebaikan sedikitpun.
27. Anggota tubuh seperti tangan, kaki, kulit, telinga, mata dan lisan akan memberikan persaksian yang menyakitkan.
Allah Azza wa jalla berfirman :
 يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. [an-Nûr/ 24:24].

Bukan maksud menghukumi, mencela apalagi menghina mumpung sempat mari sudahi semasih sempat, mari berhenti, mari bertaubat.

Wong Gunong Pendaki doyan ngopi :)
TERIMA KASIH KUNJUNGANNYA

Semoga atikel berjudul Kajian Tentang Nusyuz, Selingkuh dan Zina ini bermanfaat. Jika ingin mengambil sebagian atau keseluruhan isi artikel, silahkan menyertakan dofollow link ke >>
Buka Komentar

0 response to "Kajian Tentang Nusyuz, Selingkuh dan Zina"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel