Sholat Tahiyatul Masjid Tidak Dianjurkan Dilakukan

Sholat Tahiyatul Masjid merupakan sholat sunnah dua rokaat yang dilakukan ketika seseorang memasuki masjid, walaupun sholat ini dianjurkan tetapi pada tiga kondisi berikut tidak dianjurkan melakukan sholat tahiyatul masjid, yaitu:

[Kondisi Pertama] ketika shalat berjamaah sudah mau dimulai. Misalnya, pada saat masuk masjid muaddzin sudah iqamah atau sebentar lagi penyelenggaraan shalat berjamaah akan dimulai. Dalam situasi ini tidak dianjurkan untuk sholat tahiyatul masjid, karena bisa ketinggalan shalat berjamaah.

[Kondisi Kedua] tidak dianjurkan juga shalat tahiyatul masjid bagi khatib yang mau langsung naik mimbar untuk menyampaikan khotbah. Misalnya, waktu shalat Jum’at sudah masuk, dan khatib baru masuk masjid, maka bagi khatib tersebut lebih baik langsung khutbah daripada sholat tahiyatul masjid.

[Kondisi Ketiga] kalau kita terlambat datang ke masjid pada hari Jum’at sementara khotbah Jum’at sudah hampir selesai, dianjurkan juga bagi kita untuk tidak shalat tahiyatul masjid. Karena kalau sholat tahiyatul masjid, khawatirnya ketinggalan sholat Jum’at.

Hal ini dikuatkan oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Nihayatuz Zain, beliau mengatakan:

وهي ركعتان قبل الجلوس لكل داخل متطهرمريد الجلوس فيه لم يشتغل بها عن الجماعة ولم يخف فوت راتبة، ولا تسن للخطيب إذا خرج للخطبة، ولا لمن دخل آخر الخطبة بحيث لو فعل التحية فاته أول الجمعة مع الإمام

Artinya, “Sholat tahiyatul masjid adalah sholat dua rakaat sebelum duduk bagi orang yang masuk masjid dalam kondisi suci dan ingin duduk, serta tidak khawatir tertinggal sholat berjamaah dan shalat sunnah rawatib. Sholat tahiyatul masjid tidak disunnahkan bagi khatib yang mau langsung khotbah, dan tidak disunnahkan juga bagi orang yang masuk masjid pada khotbah terakhir, bisa dipastikan kalau mengerjakan tahiyatul masjid dulu sholat Jum’at bersama imam akan ketinggalan.”