Memahami Syarat Suluk Dalam Ilmu Tarekat
Syaikh Amin Al Kurdi dalam kitabnya "Tanwirul Qulub" mengatakan ada 20 syarat suluk:
- Berniat ikhlas, tidak riya dan sum’ah lahir dan batin.
- Mohon ijin dan do’a dari syaikh mursyidnya, dan seorang salik tidak memasuki tempat suluk sebelum ada ijin dari syaikh selama dia dalam pengawasan dan pendidikan.
- 'Uzlah (mengasingkan diri), membiasakan jaga malam, lapar dan berzikir sebelum suluk.
-
Melangkah dengan kaki kanan pada waktu masuk tempat suluk.
- Waktu masuk seorang salik mohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan dan membaca basmalah
- setelah itu dia membaca surat An Nas tiga kali
- kemudian melangkah kaki kiri dengan berdo’a, Artinya: Ya Allah, yang menjadi pelindung di dunia dan akhirat, jadikanlah aku sebagaimana Engkau telah menjadikan penghulu kami Muhammad SAW dan berilah aku kurnia, rizki mencintai-Mu. Berilah aku kurnia, rizki mencintai kekasih-Mu. Ya Allah, sibukkanlah aku dengan keindahan-Mu dan jadikanlah aku termasuk hamba-Mu yang ikhlas. Ya Allah hapuskanlah diriku dengan tarikan zat-Mu, wahai Yang Maha Peramah yang tidak ada orang peramah bagi-Nya. Ya Tuhan, janganlah Engkau biarkan aku tinggal sendirian, sedangkan Engkau adalah sebaik-baik orang yang mewarisi.
- Setelah itu dia masuk ke Musholla lalu mengucapkan: [إني وجهت للذي فطر السماوات والأرض حنيفا وما أنا من المشركين] Artinya : Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan hanif/lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Kalimat itu dibaca 21 kali.
- Setelah itu baru melaksanakan shalat sunat 2 rakaat.
- Setelah membaca Al Fatihah di rakaat pertama, dibaca ayat kursi (Al Baqarah 2 : 255) dan di rakaat kedua setelah membaca Al Fatihah, dibaca Amanar Rasul (Al-Baqarah 2 : 285).
- Dan setelah salam membaca Ya Fatah ( ) 500 kali. Artinya : Seseorang itu memohon kepada Allah agar dibukakan makrifat-Nya.
- Dawamul wudlu atau senantiasa berwudlu.
- Jangan berangan-angan untuk memperoleh keramat.
- Jangan menyandarkan punggungnya ke dinding.
- Senantiasa menghadirkan musyid.
- Berpuasa.
- Diam, tidak berkata-kata kecuali berzikir atau terpaksa mengatakan sesuatu yang ada kaitannya dengan masalah syariat. Berkata-kata yang tidak perlu akan menyia-nyiakan nilai khalwat dan akan melenyapkan cahaya hati.
- Tetap waspada terhadap musuh yang empat, yaitu syetan, dunia, hawa nafsu dan syahwat.
- Hendaklah jauh dari gangguan suara-suara yang membisingkan.
- Tetap menjaga shalat jum’at dan shalat berjama’ah karena sesungguhnya tujuan pokok dari khalwat adalah mengikuti Nabi SAW.
- Jika terpaksa keluar haruslah menutupi kepala sampai dengan leher dengan memandang ke tanah.
- Jangan tidur, kecuali sudah sangat mengantuk dan harus berwudlu. Jangan karena hendak istirahat badan, bahkan jika sanggup, jangan meletakkan rusuk ke lantai/berbaring dan tidurlah dalam keadaan duduk.
- Menjaga pertengahan antara lapar dan kenyang.
- Jangan membukakan pintu kepada orang yang meminta berkat kepadanya, kalau meminta berkat hanya kepada Syekh-Syaikh Mursyid.
- Semua nikmat yang diperolehnya harus dianggapnya berasal dari Syekh-Syekh Mursyid, sedangkan Syekh-Syaikh Mursyid memperolehnya dari Nabi Muhammad SAW.
- Meniadakan getaran dan lintasan dalam hati, baik yang buruk maupun yang baik, karena lintasan-lintasan itu akan membuyarkan konsentrasi munajat kepada Allah SWT sebagai hasil dari zikir.
- Senantiasa berzikir dengan kaifiat yang telah ditetapkan oleh syaikh Mursyid baginya, hingga sampai dengan dia diperkenankan atau dinyatakan selesai dan boleh keluar (Amin Al Kurdi 1994 : 430-431).
0 response to "Memahami Syarat Suluk Dalam Ilmu Tarekat"
Post a Comment