Syaikh Muhammad Bahauddin An-Naqsyabandy R.A.
Peletak dasar Thoriqoh Naqsyabandiyah ini adalah Al-Arif Billah AsySyaikh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Syah Naqsyabandi Al-Uwaisi Al-Bukhori radliyallahu anhu (717-865 H).
Dijelaskan oleh Syaikh Abdul Majid bin Muhammad Al Khaniy dalam bukunyaAl-Hada’iq Al-Wardiyyah, bahwa thoriqoh Naqsabandiyyah ini adalah thoriqohnya para sahabat yang mulia radlallahu anhum sesuai aslinya, tidak menambah dan tidak mengurangi. Ini merupakan untaian ungkapan dari langgengnya (terus menerus) ibadah lahir bathin dengan kesempurnaan mengikuti sunnah yang utama dan ‘azimah yang agung serta kesempurnaan dalam menjauhi bid’ah dan rukh shah dalam segala keadaan gerak dan diam, serta langgengnya rasa khudlur bersama Allah Subhanahuwa ta'ala, mengikuti Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam dengansegala yang beliau sabdakan dan memperbanyak dzikir qalbi.
Dzikirnya para guru Naqsyabandiyah adalah qalbiyah (menggunakan Hati), dengan membaca lafadz “Alloh Alloh Alloh” pada 7 tempat lathaif. Dengan itu mereka bertujuan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semata dengan tanpa riya’, dan mereka tidak mengatakan suatu perkataan dan tidakmembaca suatu wirid kecuali dengan dalil atau sanad dari kitab Allah Subhanahu wa ta'ala atau sunnah Nabi Muhammad SAW.
Adapun 7 macam lathaif tersebut adalah :
- Lathifah al-qalb bertempat di bawah dada kiri, dua jari di bawah payudara warnanya adalah kuning, dan dia adalah tempat kekuasaan Nabi Adam as,dan asalnya adalah air, udara dan tanah.
- Lathifah al-ruh bertempat di sisi bawah susu kanan, berjarak sekitardua jari, warnanya adalah merah, merupakan tempat kewenangan Nabi Ibrahhim dan Nuh, dan asalnya adalah api.
- Lathifahal-sirr bertempat di atas susu kiri berjarak sekitar dua jari, berwarna putih, tempat kekuasaan Nabi Musa dan asalnya adalah air.
- Lathifahal-khafi bertempat di atas susu kanan, berjarak sekitar duajari, warnanya adalah hitam, tempat kekuasaan Nabi Isa dan asalnya adalah udara.
- Lathifah al-akhfa bertempat di tengah dada, warnanya hijau, tempat kekuasaan Nabi Muhammad SAW, asalnya adalah tanah.
- Lathifatul al-Nafsi bertempat di anatara kedua mata kepala.
- Lathifatul Qolab (Jasad) bertempat di seluruh dan sekujur anggota badan, mulai rambut kepala sampai kaki.
Dalam tarekat Naqsyabandi ini telah di ajarkan 11 asas dasar ajaran, yakni :
1). “Huwasy Dardam” , yaitu pemeliharaan keluar masuknya nafas, supaya hati tidak lupa kepada Allah SWT atau tetap hadirnya Allah SWT padawaktu masuk dan keluarnya nafas. Setiap murid atau salik menarikkan dan menghembuskan nafasnya, hendaklah selalu ingat atau hadir bersama Allahdi dalam hati sanubarinya. Ingat kepada Allah setiap keluar masuknya nafas, berarti memudahkan jalan untuk dekat kepada Allah SWT, dan sebaliknya lalai atau lupa mengingat Allah, berarti menghambat jalan menuju kepada-Nya.
2). “Nazhar Bar qadlam” yaitu setiap murid atau salik dalam iktikaf/suluk bila berjalan harus menundukkan kepala, melihat ke arahkaki dan apabila dia duduk dia melihat pada kedua tangannya. Dia tidakboleh memperluas pandangannya ke kiri atau ke kanan, karena dikhawatirkan dapat membuat hatinya bimbang atau terhambat untuk berzikir atau mengingat Allah SWT. Nazhar Barqadlam ini lebih ditekankan lagi bagi pengamal tarikat yang baru suluk, karena yangbersangkutan belum mampu memelihara hatinya.
3). “Safar Dar wathan” yaitu perpindahan dari sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah, kepada sifat-sifat kemalaikatan yang bersih dan sucilagi utama. Karena itu wajiblah bagi si murid atau salik mengontrol hatinya, agar dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada makhluk.
4). “Khalwat Dar jaman” yaitu setiap murid atau salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah SWT dalam segala keadaan, baik waktusunyi maupun di tempat orang banyak. Dalam Tarikat Naqsyabandiyah adadua bentuk khalwat :
a. Berkhalwat lahir , yaitu orang yang melaksanakan suluk dengan mengasingkan diri di tempat yang sunyi dari masyarakat ramai.
b. Khalwat batin , yaitu hati sanubari si murid atau salik senantiasa musyahadah, menyaksikan rahasia- rahasia kebesaran Allah walaupun berada di tengah- tengah orang ramai.
5). “Ya Dakrad” yaitu selalu berkekalan zikir kepada Allah SWT, baikzikir ismus zat (menyebut Allah, Allah,.), zikir nafi isbat (menyebutla ilaha ilallah), sampai yang disebut dalam zikir itu hadir.
6). “Bar Kasyat” yaitu orang yang berzikir nafi isbat setelah melepaskan nafasnya, kembali munajat kepada Allah dengan mengucap kankalimat yang mullia.
“Wahai Tuhan Allah, Engkaulah yang aku maksud (dalam perjalananrohaniku ini) dan keridlaan-Mulah yang aku tuntut” . Sehingga terasadalam kalbunya rahasia tauhid yang hakiki, dan semua makhluk ini lenyapdari pemandangannya.
7).“Nakah Dasyat” yaitu setiap murid atau salik harus memelihara hatinya dari kemasukan sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya,walaupun hanya sebentar. Karena godaan yang mengganggu itu adalah masalah yang besar, yang tidak boleh terjadi dalam ajaran dasar tarikatini.
Syekh Abu Bakar Al Kattani berkata, “Saya menjaga pintu hatiku selama40 (empat puluh) tahun, aku tiada membukakannya selain kepada AllahSWT, sehingga menjadilah hatiku itu tidak mengenal seseorang pun selaindaripada Allah SWT.”
Sebagian ulama tasawuf berkata “Aku menjaga hatiku 10 (sepuluh) malam,maka dengan itu hatiku menjaga aku selama 20 (duapuluh) tahun".
8).“Bad Dasyat” yaitu tawajuh atau pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah, menyaksikan keindahan, kebesaran dan kemuliaan Allah SWT terhadap Nur Zat Ahadiyah (Cahaya Yang Maha Esa) tanpa disertai dengankata- kata. Keadaan “Bad Dasyat” ini baru dapat dicapai oleh seorang murid atau salik, setelah dia mengalami fana dan baka yang sempurna.Adapun tiga ajaran dasar yang berasal dari Bahauddin Naqsyabandi adalah,
9).“Wuquf Zamani” yaitu kontrol yang dilakukan oleh seorang murid atausalik tentang ingat atau tidaknya ia kepada Allah SWT setiap dua atau tiga jam. Jika ternyata dia berada dalam keadaan ingat kepada Allah SWT pada waktu tersebut, ia harus bersyukur dan jika ternyata tidak, iaharus meminta ampun kepada Allah SWT dan kembali mengingat-Nya.
10).“Wuquf ‘Adadi” yaitu memelihara bilangan ganjil dalam menyelesaikan zikir nafi isbat, sehingga setiap zikir nafi isbat tidak diakhiri dengan bilangan genap. Bilangan ganjil itu, dapat saja 3 (tiga) atau 5(lima) sampai dengan 21 (duapuluh satu), dan seterusnya.
11).“Wuquf Qalbi” yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Ubaidullah Al- Ahrar, “Keadaan hati seorang murid atau salik yangselalu hadir bersama Allah SWT”. Pikiran yang ada terlebih dahulu dihilangkan dari segala perasaan, kemudian dikumpulkan segenap tenagadan panca indera untuk melakukan tawajuh dengan mata hati yang hakiki,untuk menyelami makrifat Tuhannya, sehingga tidak ada peluang sedikitpun dalam hati yang ditujukan kepada selain Allah SWT, danterlepas dari pengertian zikir.
Selain itu, dalam tarekat ini juga dikenalkan akan tehnik muroqobah, sebanyak 20 macam muroqobah
Demikian kisah keramatnya Syekh Muhammad Bahauddin Ra dan ajaran-ajarannya. Rodiyallah ‘anhu wa a’aada a‘lainaa min barokaatihi wa anwaarihi wa asroorihii wa ‘uluumihii wa akhlaaqihi allahuma amiin. Beliau menunjuk penerus dari rantai emas ini kepada murid beliau Syaikh Alauddin Al Atthori ,
0 response to "Syaikh Muhammad Bahauddin An-Naqsyabandy R.A."
Post a Comment