Prinsip Amaliyah Tarekat Naqsyabandiyah VIII
Peringatan (“Yada Dasht”)
Artinya pembaca Zhikr menjaga hatinya dengan penolakan dan penerimaan disetiap nafas tanpa meninggalkan Kehadirat Allah. Hal ini membutuhkan seorang pencari untuk menjaga hatinya dalam Hadirat Ilahi Allah terus menerus. Hal ini juga membuatnya sadar dan mewujudkan Cahaya Esensi Unik (anwar adh-dhat al-Ahadiyya) Tuhan.
Kemudian ia menyampaikan tiga dari keempat bentuk pemikiran yang berbeda: pemikiran egoistic, pemikiran setan, pemikiran setan, dan pemikiran malaikat, sementara menyembunyikan bentuk pemikiran keempat, yaitu haqqani atau pemikiran terbenar. Hal ini akan membawa seorang pencari ke tingkat tertinggi kesempurnaan dengan membuang seluruh imajinasinya dan mengambil hanya Realitanya yaitu Ke-esaan Allah, Yang Kuasa dan Agung.
Yang kedelapan adalah yad dasyt, mengosongkan hati dari yang lain selain Allah SWT. Syaikhuna mengajarkan teknik yang tinggi untuk mengosongkan hati dari yang lain, dengan melakukan latihan yang sungguh-sungguh, terhadap kaifiat dzikir ini : ‘Kerjakan dzikir Jahr dan dzikir lathaif secara bersamaan, yaitu pada saat lidah mengucap Laa Ilaaha Illallaah, bersamaan dengan itu hati menyebut Allah .. Allah .. Allah, kerjakan ini sebanyak-banyaknya. Lalu setelah itu, meningkat dengan melipat lidah kelangit-langit, tetap mempertahankan gerakan dzikir jahr, akan tetapi yang menyebut Laa Ilaaha Illallaah adalah lidah hati, bersamaan dengan itu, lidah hati yang lain menyebut Allah … Allah … Allah dilakukan sebanyak-banyaknya sampai tenggelam dihadirat-Nya.
0 response to "Prinsip Amaliyah Tarekat Naqsyabandiyah VIII"
Post a Comment