Prinsip Amaliyah Tarekat Naqsabandiyah II

Hati-hati dengan Langkah Kalian (“Nazar bar Qadam”)


Kalimat diatas berarti para pencari harus memperhatikan kakinya sewaktu berjalan. Dimanapun akan melangkah, matanya harus disitu. Ia tidak boleh melihat kesana sini, kanan kiri atau didepannya, karena pandangan yang tidak perlu akan menyelebungkan hati. Kebanyakan selubung hati dibentuk oleh gambaran yang diambil oleh mata kedalam pikiran sepanjang siang hari. Hal ini bisa menganggu hatimu dengan guncangan yang disebabkan oleh berbagai keinginan yang masuk dalam pikiran.

Gambaran ini menjadi selubung bagi hati yang menutupi Cahaya Kehadirat Illahiah. Maka itu para wali Sufi tidak mengijinkan pengikutnya, yang telah membersihkan hatinya dengan zikir terus menerus, untuk melihat selain kakinya. Hati mereka bagaikan kaca, merefleksikan dan menerima setiap kesan dengan mudah. Hal ini bisa mengalihkan perhatian dan mengakibatkan ketidakmurnian bagi hati mereka. Maka itu para pencari diperintahkan untuk merendahkan pandangan agar tidak terkena panah setan.

Merendahkan pandangan juga pertanda kerendahan diri; karena orang yang sombong tidak pernah melihat kearah kaki mereka. Hal itu juga suatu pertanda bahwa orang tersebut mengikuti jejak Nabi, yang kalau berjalan tidak pernah melihat kanan atau kiri, melainkan kearah kakinya, serta berjalan pasti kearah tujuan. Selain itu juga pertanda bagi tingkatan tinggi, kalau para pencari tidak memandang arah lain kecuali kearah TuhanNya, Seperti orang yang ingin cepat sampai tujuan, begitu juga para pencari Kehadirat illahi, tidak melihat kanan atau kiri, tidak melihat hanya Kehadirat illahi.

Imam ar-Rabbani Ahmad al-Faruqi (QS) menulis didalam surat ke 295 Maktubat:
“Pandangan mendahului langkah dan langkah mengikuti pandangan. Kenaikan ke tingkat tinggi didahului oleh penglihatan, diikuti oleh langkah. Ketika Langkah mencapai tingkat Kenaikan Pandangan, maka Pandangan akan naik ke tingkat lainnya, dimana Langkah mengikuti. Kemudian Pandangan akan terangkat lebih tinggi dan Langkah akan ikut naik.

Begitu seterusnya sampai Pandangan mencapai tingkat Kesempurnaan yang akan menarik Langkah pula. Kita mengatakan, Ketika Langkah mengikuti Pandangan, maka murid telah mencapai tingkat Kesiapan dalam mendekati Langkah-langkah Nabi, semoga damai bersamanya. Maka Langkah-langkah Nabi dianggap sebagai “Awal dari semua langkah.”

Shah Naqshband (QS) berkata, “Kalau kita melihat kesalahan teman, maka kita tidak akan punya teman, karena tidak orang yang sempurna.”
Wong Gunong Pendaki doyan ngopi :)
TERIMA KASIH KUNJUNGANNYA

Semoga atikel berjudul Prinsip Amaliyah Tarekat Naqsabandiyah II ini bermanfaat. Jika ingin mengambil sebagian atau keseluruhan isi artikel, silahkan menyertakan dofollow link ke >>
Buka Komentar

0 response to "Prinsip Amaliyah Tarekat Naqsabandiyah II"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel