Fatihah Satus Sholawat Satus Dari Mbah Dalhar
“Pokoknya saya pailit Mbah, utang saya banyak, kasihan anak istri, rumah mau dijual Mbah…” keluh seorang tamu di hadapan Mbah Dalhar Watucongol. Belum sempat Mbah Dalhar beri jawaban, sang tamu menimpali, “Saya minta amaliyah biar hidup saya enteng malih Mbah, biar usaha kula mboten macet malih.”
Mungkin karena saking banyaknya tamu, kiai penuh kharisma yang terkenal alim ‘allamah itu menukas pendek, “Woconen fatihah satus, sholawat satus (baca saja Fatihah seratus Sholawat seratus).”
Si tamu pun pulang. Selang setahun kemudian ia datang. Penampilannya berbeda 180 derajat. Dulu kucel bin kumel, sekarang parlente. Dulu hampir bunuh diri, kini wangi rapi jali. Tak lupa ia membawa buah tangan untuk Mbah Dalhar. Tak tanggung-tanggung: satu truk berisi sayuran segar, beras dan aneka bahan lauk pauk. “Mbah, anggap saja ini syukuran saya,” ujarnya.
“Ngapunten jenengan sinten nggih?” tanya Mbah Dalhar agak lupa. "Kula ingkang riyin sowan pas pailit lan gadah utang kathah, lajeng jenengan paring amalan..” terang si tamu. “Alhamdulillah, nanging jenengan ngrasuk agami Islam napa sanes?”."Sanes Mbah,” jawab tamu bermata sipit itu. “Lho lajeng jenengan ngamalke napa saking kula?” heran Mbah Dalhar. “Nggih niku Mbah, fatihah satus sholawat satus. Kula woco mawon saben dinten fatihah satus sholawat satus, fatihah satus sholawat satus…..”
Itulah kekuatan doa. Ketika ia dipanjatkan dengan penuh harap dan keyakinan akan mendapat ijabah yang luar biasa. Saat keruwetan hidup datang menghampiri, dan kita nyaris berputus asa maka doa menjadi penangkal utama. Benarlah sabda Nabi Muhammad SAW: [الدعاء سلاح المؤمن] Doa itu senjatanya kaum mukmin.
Bahkan seorang ilmuwan dan dokter bedah asal Prancis, Dr Alexis Carrel (1873-1944) pernah berkata: Doa mestinya berakar dari kekuatan, kesinambungan dan keikhlasan. Demikian pula ia mesti berasal dari kata hati yang spontan dan bergairah.
Bukankah pula Allah SWT telah menjanjikan: [ادعوني أستجب لكم] (berdoalah kamu sekalian kepada-Ku niscaya Kuperkenankan). Inilah yang membuat doa menjadi senjata hebat untuk menyelesaikan ragam persoalan duniawi dengan penuntasan berdimensi ukhrawi.
Oya, kembali pada cerita di atas, si tamu akhirnya mengucap dua kalimat syahadat dihadapan Mbah Dalhar. Itulah sosok kiai para guru kita. Ia akan menerima siapapun yang datang kepadanya. Dari semula keruwetan, menuju kesuksesan dan pintu hidayah pun terbuka. Alhamdulillah.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وصحبه وسلم<
Mungkin karena saking banyaknya tamu, kiai penuh kharisma yang terkenal alim ‘allamah itu menukas pendek, “Woconen fatihah satus, sholawat satus (baca saja Fatihah seratus Sholawat seratus).”
Si tamu pun pulang. Selang setahun kemudian ia datang. Penampilannya berbeda 180 derajat. Dulu kucel bin kumel, sekarang parlente. Dulu hampir bunuh diri, kini wangi rapi jali. Tak lupa ia membawa buah tangan untuk Mbah Dalhar. Tak tanggung-tanggung: satu truk berisi sayuran segar, beras dan aneka bahan lauk pauk. “Mbah, anggap saja ini syukuran saya,” ujarnya.
“Ngapunten jenengan sinten nggih?” tanya Mbah Dalhar agak lupa. "Kula ingkang riyin sowan pas pailit lan gadah utang kathah, lajeng jenengan paring amalan..” terang si tamu. “Alhamdulillah, nanging jenengan ngrasuk agami Islam napa sanes?”."Sanes Mbah,” jawab tamu bermata sipit itu. “Lho lajeng jenengan ngamalke napa saking kula?” heran Mbah Dalhar. “Nggih niku Mbah, fatihah satus sholawat satus. Kula woco mawon saben dinten fatihah satus sholawat satus, fatihah satus sholawat satus…..”
Itulah kekuatan doa. Ketika ia dipanjatkan dengan penuh harap dan keyakinan akan mendapat ijabah yang luar biasa. Saat keruwetan hidup datang menghampiri, dan kita nyaris berputus asa maka doa menjadi penangkal utama. Benarlah sabda Nabi Muhammad SAW: [الدعاء سلاح المؤمن] Doa itu senjatanya kaum mukmin.
Bahkan seorang ilmuwan dan dokter bedah asal Prancis, Dr Alexis Carrel (1873-1944) pernah berkata: Doa mestinya berakar dari kekuatan, kesinambungan dan keikhlasan. Demikian pula ia mesti berasal dari kata hati yang spontan dan bergairah.
Bukankah pula Allah SWT telah menjanjikan: [ادعوني أستجب لكم] (berdoalah kamu sekalian kepada-Ku niscaya Kuperkenankan). Inilah yang membuat doa menjadi senjata hebat untuk menyelesaikan ragam persoalan duniawi dengan penuntasan berdimensi ukhrawi.
Oya, kembali pada cerita di atas, si tamu akhirnya mengucap dua kalimat syahadat dihadapan Mbah Dalhar. Itulah sosok kiai para guru kita. Ia akan menerima siapapun yang datang kepadanya. Dari semula keruwetan, menuju kesuksesan dan pintu hidayah pun terbuka. Alhamdulillah.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وصحبه وسلم<
0 response to "Fatihah Satus Sholawat Satus Dari Mbah Dalhar"
Post a Comment