Cinta dan Rindu Nabi Muhammad SAW
Rosululloh SAW. sungguh suatu pribadi karismatik dan simpatik. Beliau adalah sebuah pribadi yang paripurna, pahlawan gagah perkasa di medan pertempuran, pemimpin arif bijaksana dalam pemerintahan dan keluarga serta sahabat yang ramah-tamah dalam pergaulan. Pada diri beliau terkumpul seluruh sifat-sifat terpuji, tidak ada pada diri beliau sifat-sifat tercela sekecil apapun hal ini di akui oleh kawan maupun lawan sebagaimana pujian Alloh kepada Beliau di dalam kitabNYA: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam, 68:4
Rosululloh adalah insan kamil yang patut menjadi suri tauladan dan satu-satunya manusia yang wajib kita contoh segala tingkah lakunya di dalam menjalani kehidupan sebagaimana firman Alloh: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab, 33:21)
Kita dituntut mencintai beliau lebih dari pada yang lainnya. Hal ini menurut salah satu sabda beliau merupakan bagian dari kesempurnaan iman. di ceritakan dari Anas bin Malik katanya, bahwa Rosululloh SAW. bersabda: “Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kamu sampai dia mencintai aku lebih dari kecintaannya kepada orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari)
Mencintai Rosululloh SAW akan membawa dampak yang besar terhadap prospek keimanan kita hal ini tersirat dalam sabda Beliau: “Ada tiga perkara, barangsiapa memilikinya, ia akan memperoleh kelezatan iman, yaitu: Pertama, Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya. Kedua, seseorang tidak mencintai kecuali karena cintanya kepada Allah. Ketiga, dia benci kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. Bukhari)
Mencintai Rosululloh SAW. berarti mentaati dan mengikuti dengan senang hati segala petunjuk-petunjuknya, menbela dan menolong agama yang dibawanya, mengasihi umatnya, meneladani dan mengamalkan sunnah-sunnahnya, memuliakan dan menghormatinya, keluarganya, para sahabatnya dan isteri-isterinya. Hal ini di jelaskan Alloh dalam firmannya: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".(QS. Ali Imran, 3:31-32).
Bahwa mentaati Rosululloh SAW. dan mencintainya sama dengan mentaati Allah dan mencintai-Nya. Sebaliknya berpaling daripadanya sama dengan berpaling dari Allah. Allah berfirman: ”Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul kami, hanyalah menyampaikan (amanah Allah) dengan terang.” (QS. Al-Maidah, 5:92). Di ayat lain Alloh juga menegaskan: ”Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (dari siksaan Allah).” (QS. An-Nisa’, 4:80)
Mentaati Rosululloh SAW. dan mendurhakainya mempunyai akibat yang sama dengan mentaati Allah dan mendurhakai-Nya. Allah berfirman: ”Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’, 13-14)
Mencintai Rosululloh SAW. Hendaklah kita senantiasa memperbanyak bersholawat untuk Beliau, sebagaimana diperintahkan Allah: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawat lah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab, 33:56). Bersholawat artinya: jika dari Allah berarti memberi rahmat; dari malaikat berarti memohonkan ampun dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.
Bersholawat untuk nabi adalah cerminan dari kecintaan kepada beliau. Setida-tidaknya, sholawat itu dibacakan untuk nabi pada waktu melakukan shalat, yaitu ketika duduk tasyahhud setelah membaca doa tasyahhud dengan mengucapkan:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Ya Allah, berilah kiranya sholawat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan beri berkahlah kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” (HR. Bukhari No. 3119; Muslim No.614; Turmudzi No. 445).
Bersholawat tidak terbatas oleh tempat dan sempat di manapun dan kapanpun hendaklah kita selalu melantunkan sholawat seperti jika ada orang menyebut nama nabi SAW., hendaklah disambut dengan ucapan “اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ”. Ini adalah sholawat yang minimalis. Bentuk sholawat bermacam-macam terserah kita mau menggunakan yang mana, ulama’ salaf terdahulu telah banyak mengumpulkan dan menyusun bentuk-bentuk sholawat sehingga menjadi sebuah kitab yang berisikan sholawat seperti kitab Maulid Ad-Diba’i, Maulid Al-Habsy, Dalail Al-Khoirot dan kitab-kitab lain yang berisi sholawat.
Selalu bersholawat memiliki nilai tambah di hadapan nabi Muhammad SAW. di akhirat kelak. Adanya nilai tambah bagi orang yang memperbanyak sholawat itu, tergambar dalam sabda Rosululloh SAW. dari Abu Hurairah, katanya: Bersabda Rosululloh SAW: “Tiadalah duduk suatu kaum di suatu tempat, dan di situ mereka tidak mengingat Allah dan tidak pula bersholawat untuk nabi Saw, kecuali di akhirat nanti mereka akan menyesal.” (HR. Turmudzi No. 3302).
Hadits di atas mengajarkan kita tentang nilai zikir dan sholawat . Menurut hadits itu, jika kita duduk pada suatu tempat dan tidak ada yang kita lakukan kecuali duduk-duduk saja, kita akan menyesal di hari kiamat nanti mengapa waktu senggang itu tidak kita pergunakan untuk berzikir dan bersholawat padahal kita ketahui, zikir dan sholawat merupakan bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Perasaan cinta dan rindu kepada nabi Muhammad SAW. hendaklah selalu kita tancapkan kedalam hati yang paling dalam dengan harapan semoga kita di akui sebagai ummat Beliau Rosululloh SAW. dan bisa bersama Beliau di akherat nanti, karena seseorang pasti bersama dengan siapa yang dicintainya, sebagaimana dinyatakan oleh Rosululloh Saw: “Engkau akan bersama dengan siapa yang engkau cintai.” (HR. Bukhari No. 3412,5705; Muslim No. 4775-4777) dan di dalam riwayat lain di sebutkan: “Seseorang akan bersama siapa yang lebih dia cintai dan engkau akan bersama orang yang kau cintai.” (HR. Turmudzi No. 3412)
Ya Allah, semoga Engkau memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang mencintai-Mu dan Rasul-Mu, dan menjauhkan kami dari orang-orang yang mendurhakai dan memusuhi-Mu dan Rasul-Mu. Kami telah mendengar ketika Engkau berfirman: “Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas yang ditentukan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka untuk selama-lamanya, dan baginya azab yang menghinakan.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَحْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Mencintai Rosululloh SAW. Hendaklah kita senantiasa memperbanyak bersholawat untuk Beliau, sebagaimana diperintahkan Allah: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawat lah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab, 33:56). Bersholawat artinya: jika dari Allah berarti memberi rahmat; dari malaikat berarti memohonkan ampun dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.
Bersholawat untuk nabi adalah cerminan dari kecintaan kepada beliau. Setida-tidaknya, sholawat itu dibacakan untuk nabi pada waktu melakukan shalat, yaitu ketika duduk tasyahhud setelah membaca doa tasyahhud dengan mengucapkan:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Ya Allah, berilah kiranya sholawat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan beri berkahlah kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, di seluruh alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” (HR. Bukhari No. 3119; Muslim No.614; Turmudzi No. 445).
Bersholawat tidak terbatas oleh tempat dan sempat di manapun dan kapanpun hendaklah kita selalu melantunkan sholawat seperti jika ada orang menyebut nama nabi SAW., hendaklah disambut dengan ucapan “اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ”. Ini adalah sholawat yang minimalis. Bentuk sholawat bermacam-macam terserah kita mau menggunakan yang mana, ulama’ salaf terdahulu telah banyak mengumpulkan dan menyusun bentuk-bentuk sholawat sehingga menjadi sebuah kitab yang berisikan sholawat seperti kitab Maulid Ad-Diba’i, Maulid Al-Habsy, Dalail Al-Khoirot dan kitab-kitab lain yang berisi sholawat.
Selalu bersholawat memiliki nilai tambah di hadapan nabi Muhammad SAW. di akhirat kelak. Adanya nilai tambah bagi orang yang memperbanyak sholawat itu, tergambar dalam sabda Rosululloh SAW. dari Abu Hurairah, katanya: Bersabda Rosululloh SAW: “Tiadalah duduk suatu kaum di suatu tempat, dan di situ mereka tidak mengingat Allah dan tidak pula bersholawat untuk nabi Saw, kecuali di akhirat nanti mereka akan menyesal.” (HR. Turmudzi No. 3302).
Hadits di atas mengajarkan kita tentang nilai zikir dan sholawat . Menurut hadits itu, jika kita duduk pada suatu tempat dan tidak ada yang kita lakukan kecuali duduk-duduk saja, kita akan menyesal di hari kiamat nanti mengapa waktu senggang itu tidak kita pergunakan untuk berzikir dan bersholawat padahal kita ketahui, zikir dan sholawat merupakan bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Perasaan cinta dan rindu kepada nabi Muhammad SAW. hendaklah selalu kita tancapkan kedalam hati yang paling dalam dengan harapan semoga kita di akui sebagai ummat Beliau Rosululloh SAW. dan bisa bersama Beliau di akherat nanti, karena seseorang pasti bersama dengan siapa yang dicintainya, sebagaimana dinyatakan oleh Rosululloh Saw: “Engkau akan bersama dengan siapa yang engkau cintai.” (HR. Bukhari No. 3412,5705; Muslim No. 4775-4777) dan di dalam riwayat lain di sebutkan: “Seseorang akan bersama siapa yang lebih dia cintai dan engkau akan bersama orang yang kau cintai.” (HR. Turmudzi No. 3412)
Ya Allah, semoga Engkau memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang mencintai-Mu dan Rasul-Mu, dan menjauhkan kami dari orang-orang yang mendurhakai dan memusuhi-Mu dan Rasul-Mu. Kami telah mendengar ketika Engkau berfirman: “Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas yang ditentukan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka untuk selama-lamanya, dan baginya azab yang menghinakan.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَحْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
0 response to "Cinta dan Rindu Nabi Muhammad SAW"
Post a Comment