Murobbi Ruhina Syaikh Abu ‘Ali al-Farmadhi at-Tusi R.A.
Ia disebut sebagai Pengenal Ampunan dan Pembawa Cinta Ilahiah. Ia
seorang siswa di sekolah jurisprudensi Shafi’i dan seorang arif (di
berkahi pengetahuan spiritual) yang unik. Ia sangat terlibat dengan
Sekolah Salaf (siswa Abad Kesatu dan Kedua) dan Sekolah Khalaf (siswa
lanjutan), tetapi ia berprestasi dlam ilmu pengetahuan tentang Tasawwuf.
Dari ilmu ini, ia meringkas beberapa pengetahuan surgawi yang ada dalam
Qur’an dengan referensi dari al-Khidr “dan Kami telah mengajarinya dari
pengetahuan Surgawi” [18:65].
Kilauan cahaya jihad
an-nafs (perjuangan-diri) dibuka dalam hatinya. Pada masa itu, ia
dikenal dimana saja, sampai ia menjadi shaykh terkenal dalam Hukum
Ilahiah Islam dan teologi. Seorang shaykh paling terkenal di masanya,
as-Simnani, berpendapat tentang dirinya, “Ia adalah Lidah Khurasan dan
shaykh serta guru untuk peningkatan maqam pengikutnya.
Lingkungan sosialnya bagaikan sebuah taman dengan bunga-bunga indah,
dimana pengetahuan mengalir dari hatinya dan membawa pendengarnya kepada
kegembiraan dan kebahagiaan.” Dimana gurunya yaitu, al-Qushayri dan
al-Ghazali al-Kabir berpendapat, “Ia adalah seorang shaykh yang memiliki
cara unik mengingatkan orang tak ada orang yang lebih darinya, dalam
hal kefasihan, kelembutan, etika, akhlak baik, moralitas, maupun cara
pendekatannya ke orang .” anak laki-lakinya, Abu Hamid al-Ghazli, nama
kecilnya Hujjat ul-Islam-bukti Islam, banyak meniru Farmadi dalam hal
ihya ‘Ulumad-Din.
Suatu saat ia berkata, “Aku masuk di belakang guruku, al-Qushayri, ke
pemandian umum, dan kuambil seember air dari sumur untuknya.
Ketika guruku datang, ia berkata, “Siapa yang mengambilkan air di
ember?” aku diam, karena merasa telah melakukan kesalahan. Ia bertanya
kedua kalinya, “Siapa yang mengisi ember dengan air?” Aku terus diam. Ia
bertanya ketiga kalinya, “Siapa ynag mengisi ember itu dengan air/”
Akhirnya ku menjawab, “saya, guruku.”
ia berkata, “O anakku, apa yang telah kuterima selama 70 tahun
kuberikan padamu dalam satu ember air ini” Artinya, pengetahuan ilahilah
dan surgawi yang diperjuangkan guruku selama 70 tahun untuk dicapai, ia
berikan ke dalam hatiku dengan satu pandangan”. Pendapatnya tentang
adab kepada guru: “Jika kau tulus mencintai shaykhmu, kau harus hormat
padanya.”
Pendapatnya Tentang Penglihatan Spiritual:
- “Bagi orang ‘arif (Yang Tahu), suatu saat akan tiba dimana cahaya pengetahuan akan dicapainya dan matanya akan melihat kedahsyatan Yang tak terlihat.”
- “Siapapun berpura-pura mendengar, tapi sebenarnya tidak mendengar pujian burung, pohon dan angin adalah pembohong.”
- “Hati orang yang Benar terbuka, dan pendengarannya juga terbuka.”
- “Allah memberikan kebahagiaan kepada Hambanya ketika mereka melihat Walinya.” Hal ini karena Nabi bersabda, “Siapapun yang melihat orang yang mengetahui Tuhan, akan melihatku,” dn juga, “Siapapun yang melihatku, telah melihat Realitas.” Para Guru Sufi menyebutnya sebagai cara berkonsentrasi di hadapan wajah sheikh (tasawwuf), yang dilakukan hingga pemenuhan maqam.
- “Siapapun yang melakukan perbuatan manusia, akan kehilangan arah.”
- “Siapapun yang lebih memilih berteman dengan orang kaya dari pada orang miskin, maka Allah akan mengirim kematian hatinya.”
- Imam Ghazali melaporkan, “Aku dengar bahwa Abul Hasan al-Farmadhi berkata, ‘ke 99 Atribut Allah akan menjadi atribut dan gambaran seorang pencari di jalan Allah.’”
Ia wafat di tahun 447 H. dan di makamkan di desa Farmadh, pinggiran kota Tus. Ia meneruskan Rahasia Rantai Emas kepada Abu Ya’qub Yusuf ibn Ayyub ibn Yusuf ibn al-Husayn al-Hamadani qs.
0 response to "Murobbi Ruhina Syaikh Abu ‘Ali al-Farmadhi at-Tusi R.A."
Post a Comment