Sekian Tahun Baru Aku Sadari... Ternyata Inilah Sebenarnya Diriku
Ketika membuka buku catatan ku...
wajahku pucat pasi seketika...
Ternyata pahalaku hanya lebih sedikit dengan dosaku...
Bagaimana mungkin?
Atau ada salah perhitungan?
Aku ingin melihat apa saja dosaku hingga sebanyak itu...
Kubuka buku itu dengan tergesa...
Yang kudapat hanyalah tulisan riya, riya, riya, dan riya.
Apakah aku selalu riya ketika hidup di dunia?
Apakah demikian?
Aku malu mengakui...
Ya, aku memang riya dalam beribadah...
Aku shalat di masjid hanya untuk mendapat rasa hormat para tetanggaku.
Aku berjalan di subuh yang dingin dengan setengah berharap...
ada tetangga yang menyibakkan gorden jendela mereka...
dan melihat betapa rajinnya aku ke masjid.
Aku bersujud lama-lama...
Namun yang kupikirkan hanyalah orang-orang yang sedang menatapku dengan kagum.
Aku membaca ayat-ayat Al-Quran ketika menjadi imam dengan sangat indah dan panjang-panjang...bukanlah untuk ibadahku kepada Allah.
tetapi untuk mengambil hati para makmum bahwa aku memang pantas menjadi imam mereka.
Aku bersedekah banyak untuk yatim piatu di panti asuhan di hadapan tamu-tamu terhormat agar aku dikenal dermawan.
Namun ketika aku dipinta recehan oleh pengamen di kaca mobilku...
aku jadi orang yang pelit sekali, berpaling mengabaikan.
Aku bertahan membiasakan diri puasa sunnah sebanyak mungkin.
Tidak ada yang kudapatkan selain rasa lapar, dahaga, dan image...
bahwa aku manusia yang saleh dari orang-orang disekelilingku.
Aku berkotbah dengan berapi-api di depan kaca di kamarku...
melatih diri agar aku tampil tidak mengecewakan di depan jamaah yang mendengarku nantinya...
Aku hanya mencari perhatian bukan mengharap ridha Allah. hatiku oh hatiku dimana dirimu???
wajahku pucat pasi seketika...
Ternyata pahalaku hanya lebih sedikit dengan dosaku...
Bagaimana mungkin?
Atau ada salah perhitungan?
Aku ingin melihat apa saja dosaku hingga sebanyak itu...
Kubuka buku itu dengan tergesa...
Yang kudapat hanyalah tulisan riya, riya, riya, dan riya.
Apakah aku selalu riya ketika hidup di dunia?
Apakah demikian?
Aku malu mengakui...
Ya, aku memang riya dalam beribadah...
Aku shalat di masjid hanya untuk mendapat rasa hormat para tetanggaku.
Aku berjalan di subuh yang dingin dengan setengah berharap...
ada tetangga yang menyibakkan gorden jendela mereka...
dan melihat betapa rajinnya aku ke masjid.
Aku bersujud lama-lama...
Namun yang kupikirkan hanyalah orang-orang yang sedang menatapku dengan kagum.
Aku membaca ayat-ayat Al-Quran ketika menjadi imam dengan sangat indah dan panjang-panjang...bukanlah untuk ibadahku kepada Allah.
tetapi untuk mengambil hati para makmum bahwa aku memang pantas menjadi imam mereka.
Aku bersedekah banyak untuk yatim piatu di panti asuhan di hadapan tamu-tamu terhormat agar aku dikenal dermawan.
Namun ketika aku dipinta recehan oleh pengamen di kaca mobilku...
aku jadi orang yang pelit sekali, berpaling mengabaikan.
Aku bertahan membiasakan diri puasa sunnah sebanyak mungkin.
Tidak ada yang kudapatkan selain rasa lapar, dahaga, dan image...
bahwa aku manusia yang saleh dari orang-orang disekelilingku.
Aku berkotbah dengan berapi-api di depan kaca di kamarku...
melatih diri agar aku tampil tidak mengecewakan di depan jamaah yang mendengarku nantinya...
Aku hanya mencari perhatian bukan mengharap ridha Allah. hatiku oh hatiku dimana dirimu???
0 response to "Sekian Tahun Baru Aku Sadari... Ternyata Inilah Sebenarnya Diriku"
Post a Comment